Berdasar undangan Kepala SMK Negeri 1 Lumajang, hari ini giat saya adalah membersamai kawan-kawan guru SMK Negeri 1 Lumajang dalam sebuah workshop sebagaimana judul diatas.
Materi yang saya bawakan adalah tentang hybrid learning, dimana sekolah sudah zamannya jika menerapkannya.
Salah satu kunci dari hybrid learning ini adalah faktor kesiapan guru dalam membuat dan menyajikan pembelajarannya dalam berbagai media digital yang multimedia.
Hal ini dikarenakan karakteristik dan gaya belajar generasi Z.
Workshop ini diikuti oleh seluruh guru yang berjumlah 107 orang, bertempat di ruang Sastrodikoro SMKN 1 Lumajang.
Sederhana dan cukup satu saja jika kiranya sudah dianggap bisa mempresentasikan yang lain. Ini konteksnya adalah kerjasama SMK dengan Dunia Usaha, Industri dan Dunia Kerja.
SMK Bunda Mulia Tempeh sebagai sekolah yang baru dua tahun berdiri dan memiliki kompetensi keahlia asisten keperawatan telah bekerjasama dengan RSUD Pasirian.
Adapun lingkup kerjasamanya meliputi : sinkronisasi kurikulum, guru magang, guru tamu, kunjungan siswa, PKL hingga uji kompetensi.
Minggu lalu beberapa guru kejuruannya telah menyelesaikan giat magang di RS tersebut, dan hari ini dilanjutkan dengan sinkronisasi kurikulumnya. Apa yang disinkronkan ? Sesuai dengan tuntunan direktorat smk maka terdapat beberapa kompetensi dasar dan juga materi pembelajarannya yang ternyata dianggap sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekarang di rumah sakit. Disamping itu juga ada beberapa kompetensi baru yang harusnya diajarkan di smk kesehatan kusunya jurusan asisten keperawatan antara lain tentang bagaimana distribusi/pengiriman darah dari satu tempat ke tempat lain misalnya dicontohkan dari kantor PMI menuju rumah sakit.
Disamping itu juga siswa harus memiliki kompetensi laundry / mencuci peralatan rumah sakit.
Selanjutnya softskil siswa juga perlu ditingkatkan dalam 3 M, Mampu Mau Manut.
Paska dilaksanakan giat duduk bersama antara pihak SMK Bunda Mulia dengan pihak RSUD ini selanjutnya akan disusun sebuah kurikulum implementatif dan disahkan secara bersama.
Semoga melalui kegiatan ini maka kompetensi siswa akan seiring dan sejalan dengan kebutuhan Rumah Sakit sebagai Dunia Kerja.
Setelah mendapat amanah sebagai Fasilitator Guru Penggerak untuk 1 kelas sebanyak 13 orang dari Kab. Pesisir Selatan Prov Sumatera Barat, hari ini adalah pertama kali melaksanakan fungsi sebagai fasilitator pada bagian Ruang Kolaborasi.
Isinya adalah memfasilitasi dan memandu juga memberikan penguatan-penguatan kepada pada Calon Guru Penggerak dalam sebuah diskusi secara virtual menggunakan GoogleMeet.
Bertemu bersama pada CGP aslinya sih bukan yang pertama, karena sebelumnnya saya telah mengundang mereka pada sebuah meet tidak formal dengan agenda perkenalan. Ini membuat suasana ruang kolaborasi hari ini terasa santai dan penuh kekeluargaan.
Sesuai alur diskusi peserta dibagi menjadi 2 kelompok, karena itu saya menyiapkan ruang-ruang kelompok dengan menggunakan fasilitas Breakout Rooms, dan berjalan lancar jaya.
